TEMPO.CO, Jakarta - Traveler harus bisa menulis catatan perjalanan yang unik dan berbeda dengan cerita orang lain. “Banyak yang pernah ke Singapore, apakah kita mau menuliskan cerita yang sama?” tanya Trinity, penulis buku serial The Naked Traveler ketika memberikan materi Menulis Catatan Harian Perjalanan dalam Tempo Media Week 2018 Palmerah Edition di Gedung Tempo, Jalan Palmerah Barat Jakarta, Minggu, 16 Desember 2018.
Baca: Ahmad Fuadi dan Trinity Berbagi Cara Menulis di Tempo Media Week
"Do the extra miles. Ketika orang hanya melakukan perjalanan biasa. Cobalah hal baru yang orang lain tak lakukan," kata Trinity. Ia menceritakan pengalamannya ketika traveling, ia selalu mencoba hal di luar kebiasaan pejalan. Kalau pejalan lain memilih mengikuti pemandu atau paket wisata saja, Trinity akan mencoba hal unik yang lebih seru untuk diceritakan.
Hal-hal baru yang tidak bisa ditemukan pada cerita orang lain kan membuat cerita lebih personal. Ceritamu tak akan mudah ditebak dan lebih menyenangkan untuk dibaca. Buat pembaca terkejut dengan petualangan versi kamu.
Sebuah catatan perjalanan juga perlu diperkuat oleh data dan fakta yang akurat. Menurut Trinity, fakta yang akurat akan menunjukan pengalaman nyata penulis, bukan cuma dapat dari internet atau cerita teman.
Penting untuk memotret, mencatat, bahkan menggali informasi ketika melakukan perjalanan. Seorang pejalan mesti terbiasa bertanya dan berinteraksi dengan orang lokal. “Buatlah suasana percakapan yang nyaman,” ujar Trinity memberikan kiat.
Baca juga: Saat Penulis Buku Biografi Bisa Berperan Sebagai Dokter
Peserta yang hadir di MasterClass, Tempo Media Week ini mendapat kesempatan untuk belajar langsung dengan Trinity. Tak hanya tanya jawab dan kiat-kiat menulis. Peserta dapat berlatih menulis dan dikoreksi langsung oleh travel blogger senior ini.